Flashvortex.com

Minggu, 13 Februari 2011

Mewujudkan Perdamaian Dunia



Dunia kini sarat dengan konflik. Setiap kawasan tengah mempertontonkan pertikaian yang tak berkesudahan. Terakhir, dunia melihat bagaimana agresi militer Israel terhadap Lebanon dan Palestina telah menodai perdamaian di kawasan itu. Berbagai fasilitas dan bangunan dihancurkan, korban jiwa pun berjatuhan. Mahalnya sebuah perdamaian ini melahirkan keprihatinan mendalam berbagai kalangan.
Sebagai bagian dari kontribusi untuk turut menyerukan dan mewujudkan perdamaian dunia, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bekerjasama dengan Multiculture Society, menggelar World Peace Forum (WPF) yang berlangsung di Jakarta pada 14-16 Agustus 2006. Acara ini diikuti oleh tokoh lintas agama, lintas kultural, dan politisi dari berbagai negara.
Lalu apa yang sebenarnya diharapkan dari gelaran internasional tersebut? Berikut petikan wawancara dengan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin:
Sebenarnya apa urgensi dari penyelenggaraan World Peace Forum (WPF) ini, bisa Anda jelaskan?
Kita melihat bahwa kini terjadi sebuah kondisi akan ketiadaan perdamaian atau absence of peace. Ketiadaan perdamaian ini telah mewujud dalam beragam manifestasinya. Jadi tak hanya dalam bentuk perang dan konflik, tetapi juga mewujud dalam sebuah kesenjangan, kelaparan, dan kemiskinan.
Ketiadaan perdamaian yang terjadi sekarang ini, juga telah dan akan beresonansi terhadap kehidupan nasional kita. Dalam kehidupan ekonomi, misalnya, konflik Arab-Israel yang telah diredusir menjadi konflik Israel-Hizbullah, pada akhirnya akan berpengaruh pada harga minyak dunia.
Konflik ini juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial. Bila konflik tersebut terus berlangsung tanpa ada upaya untuk menghentikan, maka konflik itu akan mendorong terjadinya radikalisme dalam masyarakat. Pun akan memicu adanya konflik antara kelompok. Kita harus menetapkan langkah strategis untuk menghentikannya. 

Penyelenggaraan WPF ini merupakan salah satu sarana penting untuk menyamakan pandangan dari berbagai kalangan masyarakat dunia untuk mendorong terwujudnya perdamaian. Ini layaknya interfaith dialogue yang berupaya untuk menyamakan pandangan guna mencegah dan meredam konflik agama dan upaya untuk saling memahami antarpemeluk agama.
Apa sebenarnya akar penyebab ketiadaan perdamaian ini?
Dalam pandangan saya, ketiadaan perdamaian ini disebabkan rusaknya sistem dunia. Sebuah sistem dunia yang tak lagi melahirkan sebuah rasa saling menghormati. Sebab hanya negara adi kuasalah yang menguasai dan mengarahkan sistem tersebut. Kita bisa melihat negara adi kuasa menguasai kekuatan militer dan ekonomi.

Dengan kedua kekuatan inilah kemudian negara adi kuasa berupaya menguasai negara-negara lainnya. Mereka mendesakkan sistem kapitalisme global. Mereka juga memaksakan liberalisme baik dalam bidang politik maupun budaya. Di sisi lain, terjadi pula apa yang dinamakan sebagai kekerasan komunal yang bersumber dari perbedaan etnis dan agama.
Namun, selama ini tampaknya tokoh-tokoh agama telah gagal melakukan tugasnya membantu mengatasi masalah ini. Bagaimana pendapat Anda?
Ya, memang harus diakui bahwa tokoh-tokoh agama selama ini gagal memainkan perannya untuk membantu mewujudkan perdamaian. Mestinya mereka dapat menyampaikan pesan dari ajaran agama yang sarat perdamaian kepada masyarakatnya.
Tokoh agama memang belum mampu melawan sistem dunia yang telah rusak itu. Mereka belum mampu melawan kekuasaan ekonomi dan militer negara adi kuasa yang begitu kuat. Bila telah mampu mengatasinya, kemungkinan mereka akan mampu pula memainkan perannya dengan baik.

Meski demikian, kita memang mesti terus berharap agar agama dan tokoh agama kemudian memainkan peran penting untuk mencegah terjadinya konflik di tengah masyarakat. Agama dan tokoh agama diharapkan mampu berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian, sebab ajaran
agama mengajarkan kedamaian. 
Apakah Anda yakin melalui WPF yang merupakan bagian dari gerakan moral ini, perdamaian kemudian akan segera terwujud?
Kita memiliki keyakinan bahwa perdamaian di dalam masyarakat baik nasional maupun dunia dapat terwujud. Upaya ini merupakan bagian untuk mengetuk hati nurani semua pihak agar mereka sadar akan pentingnya sebuah perdamaian.
Semua pihak memang dituntut berperan aktif dalam mengupayakan terwujudnya perdamaian tersebut. Di dalam negeri, misalnya, perdamaian tak hanya tugas dari pemerintah untuk mewujudkannya, tetapi juga masyarakat.

Di sisi lain, pemerintah juga harus memiliki kesadaran akan pentingnya perdamaian. Misalnya, pemerintah harus mampu menjalankan pemerintahannya dengan efektif. Karena, tidak efektifnya pemerintah, akan memicu munculnya konflik dan ketiadaan perdamaian.

Dengan demikian, kami berharap akan ada sebuah gerakan global yang menyerukan perdamaian, sehingga lambat laun perdamaian baik di tingkat nasional maupun internasional dapat terwujud. Tak ada lagi konflik yang berkepanjangan di tengah masyarakat. (CMM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar